PROGRAM PASCA SARJANA (S2)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM” yang berjudul “HAKEKAT MEDIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM”
Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Rasa terima kasih kami sampaikan pula kepada :
1) Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag, Selaku Ketua STAIN Tulungagung,yang telah memberikan bimbingan secara tidak langsung kepada penulis.
2) Bapak direktur Program Pascasarjana STAIN Tulungagung, yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam proses perkuliahan.
3) Dr. AHYAK, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan yang amat berarti bagi penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun pada khususnya. Amin
Tulungagung, februari 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
- LATAR
BELAKANG
Sebagaiman
pendapat umu, bahwa filasafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan,
prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau berfikir rasional dan logis, mendalam
dan bebas untuk memperoleh kebenaran. Kata ini berasal dari Yunani, Philos
yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan.
Ilmu adalah
bagian dari pengetahuan.demikian pula seni dan agama. Jadi dalam pengetahuan
tercakup didalamnya ilmu, seni dan agama.filsafat sebagaimana pengertiannya
semula dikelompokkan kedalam bagian pengetahuan tersebut. Sebab pada pemulanya
filsafat identik dengan pengetahuan baik identik dengan teoritik ataupun
praktik. Akan tetapi lama kelamaan ilmu-ilmu khusus menemukan khasnya
sendiri-sendiri kemudian memisahkan diri dari filsafat.[1]
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang
kita ketahui tentang objek tertentu, termasuk didalamnaya ilmu, sehingga
pengetahuan ilmiah meerupakan a higher level of knowledge dalam
perangkat-perangkat kita sehari-hari, maka filasaft ilmu tidak dapat dipisahkan
dari filasafat pengetahuan .
Sebenarnya
filsafat ilmu adalah kelanjuta dari perkembangan filsafat pengetahuan, adalah
juga merupakan cabang filsafat. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahap
sekarang ini filsafat ilmu juga mengarah pada pandangan strategi pengembangan
ilmu, yang menyangkut juga etika dan heuristic, bahkan sa,pai pada
dimensi kebudayaan untuk menangkap arti dan makna bagi kehidupan manusia.[2]
Proses belajar mengajar hakikatnya
adalah proses komunikasi, dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan
siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/materi
pelajaran yang dituangkan kedalam symbol-simbol komunikasi baik verbal
(kata-kata & tulisan) maupun nonverbal, proses ini dinamakan encoding. ''Penafsiran
symbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Pembelajaran
sebagai suatu proses komunikasi dapat dilihat.''[3]
Namun demikian, bisa terjadi proses
komunikasi megalami hambatan, artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan
oleh pengirim pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Bahkan adakalanya pesan
yang diterima tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan. Inilah yang dimaksud
dengan kesalahan dalam komunikasi. Untuk menciptakan pembelajaran yang kreativ
dan menyenangkan, diperlukan berbagai ketrampilan, diantaranya ketrampilan
mengajar.[4]
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan
kesalahan komunikasi. Pertama, factor lemahnya kemampuan pengirim pesan dalam
mengkomunikasikan informasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak jelas
diterima, atau mungkin salah menyampaikannya. Kedua, factor lemahnya kemampuan
penerima pesan dalam menerima pesan yang disampaikan, sehingga ada kesalahan
dalam menginterpretasikan pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, dalam suatu
proses komunikasi diperlukan saluran yang berfungsi untuk mempermudah
penyampaian pesan. Inilah pentingnya dari media pembelajaran.[5]
Banyak factor yang mempengaruhi kurangnya
penggunaan media salah satunya adalah: minimnya pengetahuan tentang pentingnya
media, sulitnya mendapatkan media yang diinginkan, keterbatasan dana, pribadi
guru yang kurang berminat dan kemampuan dalam menggunakan media dan situasi
yang kurang mendukung. Dan dari realitas tersebut di atas dapat diambil suatu
pertanyaan, “Apakah media itu?”, “Apa saja manfaat media ?”, “Apa saja jenis
media ?”, “Apa saja pengaruh media ?”, “Apa saja media pembelajaran Pendidikan
Agama Islam itu?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas dalam malkalah ini.
- RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
pengertian media pembelajaran dalam pendidikan islam?
2.
Bagaimana macam-macam
media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
3.
Bagaiman
persiapan dalam pembuatan atau pengadaan media pembelajaran dalam pendidikan
Islam?
4.
Bagaimana
prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
5.
Bagaiama fungsi
media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
- TUJUAN
MASALAH
1.
Untuk
mendiskripsikan pengertian media pembelajaran dalam pendidikan islam
2.
Untuk
mendiskripsikan macam-macam media pembelajaran dalam pendidikan Islam
3.
Untuk
mendiskripsikan persiapan dalam pembuatan atau pengadaan media pembelajaran dalam
pendidikan Islam?
4.
Untuk mendiskripsikan
prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan Islam
5.
Untuk
mendiskripsikan fungsi media pembelajaran dalam pendidikan Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Dalam Pendidikan Islam
Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل) atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. [6]
Briggs
menyatakan media adalah “ alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik
supaya terjadi proses belajar”.
Rossi
dan breidle memgemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat bahan
yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televise, buku,
Koran majalah, dan sebagainya.
Menurut
Gerlach bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang mambuat siswa mampu memeproleh pengetahuan,
ketrampilan. Dalam pengertian ini, guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik
untuk menangkap memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[7]
Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan sarana atau alat bantu yang digunakan guru, dalam rangka
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi disajikan dalam proses interaksi
pembelajaran.
Media adalah
segala sesuatu yang adapat dindra yang berfungsi sebagai perntara/sarana/alat
untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).[8]
B.
Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
1.
Berdasarkan kemampuan indera media
dapat dibagi kedalam :[9]
a.
media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio dan cassette recorder. Media ini tidak cocok untuk
orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b.
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada
pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti
film bisu, film kartun.
c.
media audiovisual adalah jenis media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi
ke dalam; (1) audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai
suara, cetak suara; (2) audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
2.
Berdasarkan daya atau kemampuan
liputannya
a.
Media dengan daya liputan luas yaitu
menjangkau banyak siswa. Contoh : televise, radio
b.
Dengan daya kemampuan liputan
terbatas. Contoh : papan tulis, slide, OHP
3.
Berdasarkan pengguna atau pemakai
a.
Yang digunakan secara missal atau
banyak orang. Contoh : belajar melalui televise atau radio
b.
Yang digunakan secara individual. Contoh : modul atau buku
4.
Berdasarkan kerumitan dan biayanya
a.
Big media, yaitu media yang rumit
dan biayanya mahal, serta penggunaannya membutuhkaan tenaga yang terlatih.
Contoh : film, computer, video
b.
Little media, media yang sederhana
tidak mahal dan tidak rumit serta tidak membutuhkan tenaga terlatih. Contoh :
papan tulis, gambar
5.
berdasarkan pembuatan dan
pemanfaatannya
a.
media by design, yaitu media yang
dirancang, dipersiapkan, dibuat sendiri oleh guru lalu digunakan dalam pembelajaran.
b.
Media by utilization atau media yang
dimanfaatkan, media yang dibuat oleh orang lain atau suatu institusi sedang
guru tinggal menggunakan.
6.
Berdasarkan dimensinya
a.
Media dua dimensi, yaitu media yang
hanya mempunyai duaa ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh : poster, bagan,
gambar
b.
Media tiga dimensi, yaitu media yang minimal memiliki tiga ukuran
yaitu panjang lebar dan isi/tinggi. Contoh : model benda yang menyerupai
aslinya, realia (benda asli)
7.
Berdasarkan proyeksinya
a.
Media proyeksi, media yang dapat
diproyeksikan atau dipancarkan dengan menggunakan alat proyektor. Contoh :
film, OHP, slide
b.
Media tidak diproyeksikan, yaitu
jenis media yang tidak bisa diproyeksikan. Contoh : buku
c.
C.
Persiapan dan prinsip-prinsip
pembuatan media
Media pembelajaran yang diadakan oleh guru melalui dua
cara yaitu membuat sendiri atau tinggal memanfaatkan media yang sudah tersedia.
Dalam membuat atau memakai media pembelajaran para guru hendaknya memperhatikan
beberapahal sebagai berikut[10]
:
- Persiapan pengadaan media pembelajaran
Ø Mempelajari
dan memahami kurikulum yang berlaku
Ø Melakukan
analisis kurikulum untuk mengetahui hubungan kemampuan yang harus ducapai oleh
siswa dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
Ø Menginventarisasi
kelengkapan media pembelajaran yang ada
Ø Merencanakan
media pembelajaransesuai dengan kebutuhan.
Beberapa
poin di atas pada intinya adalah bagaimana supaya guru merencanakan dengan
matang dalam pengadaan media pembelajaran dengan memperhatikan beberapa factor
yang perlu diperhatikan .
- Pengadaan media pembelajaran
Jika
pengadaan media dengan membuat sendiri :
1.
Menentukan bahan dan alat yang
diperlukan. Sebaiknya mudah didapat di sekitar sekolah.
2.
Membuat pola dasar media tersebut.
Dibuat memadai dan mampu menumbuhkan daya khayal siswa.
3.
Memelihara dan merawat media
pembelajaran.
Jika
pengadaan dengan cara membeli :
1.
Memilih yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang diajarkan, bukan saja alat hiburan atau pajangan saja.
2.
Memilih media yang harganya
terjangkau, harga mahal belum tentu menunjukkan media yang baik dan tepat.
3.
Memelihara dan merawat media.
Dari beberapa poin
penjelasan di atas bagaimana dalam pengadaan media pembelajaran yang fungsinya
adalah mengantarkan peserta didik lebih mudah dan berkasan dalam menangkap
informasi pengetahuan dari guru agar benar-benar tepat guna. Sehingga
proses pengadaanpun guru harus cermat.
D.
Prinsip-Prinsip Penggunaan Dan Pemilihan Media
Sebagaimana telah disinggung di
depan, bahwa setiap media pengajaran memiliki keampuhan masing–masing, maka
diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada
saat suatu kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan jangan sampai penggunaan
media menjadi penghalang proses belajar mengajar yang akan guru lakukan di
kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media menjadi alat bantu
yang dapat mempercepat / mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.[11]
Ketika suatu media akan dipilih,
ketika suatu media akan dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu guru
perhatikan dan pertimbangkan. Winataputra mengemukakan bahwa, “ Beberapa
prinsip pemilihan media pembelajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori,
yaitu : (a) tujuan pemilihan, (b) karateristik media pembelajaran dan (c)
alternatif pilihan.
- Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan
pemilihan yang jelas. Apabila dalam pemilihan media pembelajaran tidak memiliki
tujuan yang jelas maka, pemanfaatan media pembelajaran akan bergeser dari makna
yang sebenarnya. Di mana makna yang terkandung dalam pemanfaatan media pembelajaran
adalah untuk memotivasi belajar siswa agar lebih giat dan tekun serta
memahami dengan jelas apa yang disajikan oleh guru.[12]
- Karakteristik media pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran.
Di samping itu memberikan kemungkinan kepada guru untuk menggunakan berbagai
jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami
karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan
cenderung bersikap spekulatif.[13]
- Alternative pilihan
Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagi
alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan
apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila
media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi
menggunakan apa adanya. [14]
Dalam menggunakan
media hendaknya guru memperhatikan sejumlah pinsip tertentu agar penggunaan
media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu Dr. Nana Sudjana adalah:
1.
Menentukan jenis media dengan tepat;
artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai
dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
2.
Menetapkan atau memperhitungkan
subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu
sesuai dengan tingkat kematangan/ kemampuan anak didik.
3. Menyajikan
media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam penagajarn haruslah disesuaikan dengan
tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada
4. Menempatkan
atau memperhatikan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya,
kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak
setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus memperlihatkan
atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
Maka
keempat prinsip ini hendaknya diperhatikan oleh para pendidik pada waktu
menggunakan media pengajaran.
E. Fungsi Media Pembelajaran
Perolehan pengetahuan siswa
menunjukkan bahwa pengethauan siswa semakin abstrak apabila hanya disampaikan
melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya
siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang
terkandung dalam kata tersebut.hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi
siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih
kongkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan
siswa dengan kondisi yang sebenarnya.
Hal lain, penyampaian informasi yang
hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan
persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang karena
siswa kurang diajak berfikir dan mengahayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk memahami sesuatu perlu
keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Pada kenyataannya memberi pengalaman
langsung kepada siswa bukan sesuatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi
perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada
sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh
siswa. Katakanlah ketika guru ingin memberikan informasi tentang kehidupan
didasar laut, maka tidak mungkin pengalaman tersebut diperoleh secara langsung
oleh siswa. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam
suatu kegiatan belajar mengajar.guru
dapat menggunakan film televise, atau gambar yang untuk meberikan informasi
yang lebih baik kepada siswa. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat
abstrak bisa lebih menjadi konkret.
Memperhatikan penjelasan diatas,
maka secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti yang
dijelaskan berikut ini;
1.
Menangkap suatu objek atau
peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka
dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio,
kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
Dengan alat ini guru dapa menjelaskan proses gerhana
matahari yang langka memalui hasil rekaman video atau bagaimana proses
perkembangan ualat menjadi kupu-kupu dan sebagainya.
2.
Memanipulasi keadaan, peristiwa,
atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan
bahan pelajaran yang bersiat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami
dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalnya untuk menyampaikan bahan pelajaran
tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan malalui film. [15]
Selain itu media pembelajaran juga dapat membantu
menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan
didalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat
dengan menggunakan mata telanjang. Benda atau objek yang terlalu besar
misalkan, alat-alat perang, berbagai binatang buas, benda-benda langit dan lain
sebagainya. Untuk menampilkan objek tersebut guru dapat memanfaatkan film
slide, foto-foto, atau gambar.
Untuk memanipulasi keadaan, juga
media pembelajaran dapatmenampilkan suatu gerakan yang tertalu cepat yang sulit
diikuti, seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari
atau gerakan yang sedang berolahraga, atau sebaliknya dapat mempercepat
gerakan-gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna dan lain sebagainya.
3.
Menambah gairah dan motivasi belajar
siswa
Penggunaan media dapat menambah
motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terdapat materi pembelajaran
dapat lebih meningkat. Sebagai contoh, sebelum menjelaskan materi pelajaran
tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topic tersebut,
maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir, atau tentang kotoran
limbah industry, dan lain sebgainya.[16]
4.
Media pembelajaran memiliki nilai
praktis sebagai berikut:
Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki siswa.
Kedua, media dapat mengatsi batas ruang kelas. Hal ini
terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung
oleh peserta. Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk:[17]
a.
Menampilkan objek yang terlalu besar
untuk dibawa kedalam kelas
b.
Memperbesar serta memperjelas objek
yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel
butir darah/ molekul bakteri, dan sebaginya.
c.
Mempercepat gerakan suatu proses
yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat.
d.
Memperlambat proses gerakan yang
terlalu cepat.
e.
Menyederhanakan suatu objek yang
terlalu komplek.
f.
Memperjelas bunyi-bunyian yang
sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga
BAB III
PENUTUP
Media pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah semua
aktifitas yang ada hubungannya dengan materi Pendidikan Agama Islam , baik yang
berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik / metode yang secara efektif
dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Diantaranya : Uswatun Khasanah (teladan
yang baik), kebiasaan, nasehat dan cerita, disiplin, partisipasi,
pemeliharaan, dan lain-lain, papan tulis, buku pelajaran, bulletin board
dan display, film atau gambar hidup, radio pendidikan , tv pendidikan ,
komputer, karyawisata dan lain-lain.
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya : Berdasarkan
kemampuan indera Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, Berdasarkan
pengguna atau pemakai, Berdasarkan kerumitan dan biayanya, berdasarkan
pembuatan dan pemanfaatannya, Berdasarkan dimensinya, Berdasarkan proyeksinya
Dalam pemilihan media pengajaran agama, hendaknya
disesuaikan dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan / materi yang
akan disampaikan, ketersediaan alat, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa,
dan situasi pengajaran yang akan berlangsung dan lain-lain, sehingga penggunaan
media bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari
itu, yaitu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari pengajaran agama.
DAFTAR RUJUKAN
Ambarjaya,
bini S, Model-Model Pembelajaran Kreativ, Regina.
Azhar
arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002.
Rohani
Ahmad, Hakekat Media Pembelajaran, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. 2002
--------------------Media
Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Sumiati
, asra, Metode Pembelajaran, Bandung, Wacana Prima, 2008
Syaiful Bahri &
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2010.
Wina
Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem
pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008.
[3] Wina Sanjaya, Perencanaan dan
desain sistem pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2008), 205
[4] Beni S Ambarjaya, Model-Model
Pembelajaran Kreatif, regina publishing and printing
[5] Wina Sanjaya, perencanaan………………..,
206
[6] Azhar arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada. 2002), 3
[7] Ibid,.
[9] Sumiati , asra, Metode Pembelajaran,
(Bandung, Wacana Prima 2008),161
[10] Sumiati , asra, Metode
……………………, 166
[11] Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), 126
[12] Ibid, 127
[13] Ibid,.
[14] Ibid,.
[15] Ahmad Rohani, Media
Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 6
[16] Ibid, 7
[17]
Wina Sanjaya, Perencanaan
dan desain...,209