PROGRAM PASCA
SARJANA (S2)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2013
KATA
PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji
syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN ISLAM” yang berjudul “ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEORI
PENERIMAAN/TRANSFORMASIONAL”
Sholawat
serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Rasa
terima kasih kami sampaikan pula kepada :
1)
Bapak Dr.
Maftukhin, M.Ag, Selaku Ketua STAIN Tulungagung,yang telah memberikan bimbingan
secara tidak langsung kepada penulis.
2)
Bapak direktur
Program Pascasarjana STAIN Tulungagung, yang telah memberikan kontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam proses perkuliahan.
3)
Prof. Dr. H. Ahmad Patoni, M. Ag dan Dr. Eva Hikmah Trisnantari,M. Pd , Selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan yang amat berarti bagi
penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Dan semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun pada khususnya.
Amin
Tulungagung, 6 februari 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan
secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah
yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari
banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut
pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja,
akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan
dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak
nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul
bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata
kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk
mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam
sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar
manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai
pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani,
sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang
pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet,
pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang
pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin
sebagai ujung tombak kelompok.
Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya
tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi.
Pemimpin
organisasi pada umumnya dipandang sebagai orang yang berusaha
menguasai dan mempengaruhi orang atau kelompok agar dapat melakukan dan
mengerjakan sesuatu sebagai bagian dari usaha mencapai kebaikan organisasi.
Kekuasaan yang dimaksud adalah potensi dan kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi dan
mengemudikan orang lain agar berpikir dan bertindak sesuai dengan yang
diinginkannya.
B. RUMUSAN
MASALAH
- Bagaimana
kepemimpinan dan teori kepribadian ?
- Bagaimana
teori penerimaan dalam kepemimpinan pendidikan islam ?
- Bagaimana teori kepemimpinan transformasional dalam
pendidikan islam ?
- Bagaimana
analisis teori penerimaan berdasarkan teori kepemimpinan pendidikan islam ?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN MASALAH
- Untuk
memahami kepemimpinan dan teori kepribadian.
- Untuk
memahami teori penerimaan dalam kepemimpinan pendidikan islam.
- Untuk mendeskripsikan teori kepemimpinan
transformasional dalam pendidikan islam.
- Untuk
mendiskripsikan analisis teori penerimaan berdasarkan teori kepemimpinan
pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEPEMIMPINAN
DAN TEORI KEPRIBADIAN
Kepemimpinan
atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab
prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
kesejahteraan manusia.[1]
Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut
pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.
Definisi Kepemimpinan
menurut Tead; Terry; Hoyt adalah
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young lebih
terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.[2]
Dalam teori
kepribadian menurut Moejiono memandang bahwa kepemimpinan tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para
ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung
dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.[3]
B. TEORI
PENERIMAAN DALAM KEPEMIMPINAN
Menurut Fadjar dalam Muhaimin : ada
beberapa persoalan dasar yang perlu dipertimbangkan tetkala mengagendakan
rencana pengembangan pendidikan islam, yaitu: 1. Stigma keterpurukan bangsa
yang berakibat kurangnya rasa percaya diri, 2. Eskalasi konflik, 3. Krisis
moral dan etika, 4. Pudarnya identitas bangsa.[4] Kiranya beberapa hal di atas adalah yang layak
untuk diperhatikan mengingat perubahan dalam pengembangan sikap dan perilaku
dimaksudkan untuk memperbaiki dan memberikan kesesuaiannya dengan kondisi
masyarakat dan lingkungan, antara pemimpin dan yang dipimpin.
Kepemimpinan adalah proses pengarahan
dan mempengaruhi aktivitas terkait dengan tugas dari anggota kelompok. Untuk
memahami pengertian tersebut digunakan beberapa pendekatan, yaitu:
·
Pendekatan
kepemimpinan berdasarkan sifat/ciri
·
Pendekatan
kepemimpinan berdasarkan tingkah laku
·
Pendekatan
kepemimpinan berdasarkan teori situasional
·
Pendekatan
kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan
Diantara beberapa teori dalam pendekatan
kepemimpinan yang ada diatas adalah teori penerimaan. Walau dalam sebagian
besar literature yang ada teori ini selalu mendapatkan porsi yang minimal dalam
pembahasannya, dan terkesan kurang menarik untuk dibahas, namun pada hakekatnya
teori penerimaan ini adalah sub bahasan dari teori kepemimpinan yang penting
untuk diketahui dan dikembangkan.
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan
penerimaan menganggap bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi
perilaku para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan
menyenangi bertindak sesuai dengan
keinginan dan ahrapan pimpinan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.[5]
Agar pimpinan mampu mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia perlu mengenali
karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan
mereka. Melakukan hal tersebut jelas sulit.
Dewasa ini telah umum diterima sebagai
kebenaran ilmiah bahwa manusia adalah makhluk sangat kompleks. Karena kali ini
sengaja dilakukan pembatasan dari materi yaitu hanya pada berbagai kepentingan
dan kebutuhan manusia dikaitkan dengan kepemimpinan. Kepentingan tersebut
terbagi atas kepentingan politik, kepentingan ekonomi, dan kepentingan sosial.
C. TEORI TRANSFORMASIONAL DALAM KEPEMIMPINAN
Pada umumnya lebih sukar untuk mengubah
budaya dalam organisasi yang sudah matang daripada menciptakannya dalam sebuah
organisasi yang baru. Seorang pemimpin memerlukan pengetahuan dan keterampilan
yang cukup banyak untuk memahami budaya dalam sebuah organisasi yang sudah
dewasa dan mampu mengimplementasikan perubahan-perubahan dengan berhasil.
Tuntutan adanya perubahan dalam sebuah
organisasi menjadi sebuah kebutuhan bagi seorang pemimpin yang
transformasional. Tichy Dewanna dalam penelitiannya mengemukakan salah satu
ciri dan karakteristik pemimpin transformasional adalah dimulai dengan adanya
pengakuan kebutuhan atau perubahan,diikuti oleh penciptaan sebuah visi yang
baru, dan kemudian pelembagaan perubahan.
Menurut Burns dalam Gardner dan Stough,
Kepemimpinan transformasional dalam arti lain adalah proses memotivasi bawahan
dengan cara yang menarik untuk meningkatkan tujuan dan nilai moral.
Kepemimpinan transformasional juga didefinisikan dan diartikan sebagai suatu
pandangan untuk organisasi dan kemudian memberikan inspirasi kepada bawahan
untuk ikut berperan dalam membangkitkan pandangan tersebut.
Pemimpin sering meninjau dan mengadakan
koreksi terhadap kinerja para bawahannya dan pemimpin memiliki kontrol penuh
dalam menjalankan suatu organisasi mereka. Dalam hal ini kepemimpinan
transformasional menjadi penting dalam kelangsungan hidupnya. Berdasarkan
penelitian dari Olga Epitropaki, sistem kepemimpinan transformasional menunjukkan
bahwa:
1. Secara signifikan dapat meningkatkan performance organisasi
2. Mempunyai pengaruh positif terhadap penjualan jangka
panjang dan kepuasan pelanggan
3. Meningkatkan komitmen organisasi dari bawahan
4. Meningkatkan kepercayaan karyawan dan perilaku
perusahaan (organizational
citizenship behaviours)
5. Meningkatkan kepuasan karyawan dengan pekerjaan dan
pimpinan
6. Mengurangi tekanan kerja dan meningkatkan kesejahteraan
karyawan
Menurut Robbins, kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mampu
memberi inspirasi karyawannya untuk lebih mengutamakan kemajuan organisasi
daripada kepentingan pribadi, memberikan perhatian yang baik terhadap karyawan
dan mampu merubah kesadaran karyawannya dalam melihat permasalahan lama dengan
cara yang baru.
Kepemimpinan
transformasional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan perubahan
dalam organisasi. Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan
membutuhkan tindakan motivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi
sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya
pada saat itu. Kepemimpinan transformasional inilah yang sesungguhnya diartikan
sebagai kepemimpinan sejati, karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju
sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak
pernah diraih sebelumnya.
D. ANALISIS
TEORI PENERIMAAN DALAM KEPEMIMPINAN
Kegiatan
manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai
usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam
melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan
penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan
yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan
merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok
dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.[6]
Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam
satu kevakuman sosial atau lingkungan. Para pemimpin mencoba melakukan
pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam kaitannya dengan situasi2 yg
spesifik.Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang dimensi yang berbeda,
oleh karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya
atau pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah
kita pahami bahwa strategi yg paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu
situasi ke situasi lainnya.
Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi
teori tentang efektifitas pemimpin yang dikembangkan oleh Fiedler, yang
menerangkan teorinya sebagai Contingency Approach.Asumsi sentral teori ini
adalah bahwa kontribusi seorang pemimpin kepada kesuksesan kinerja oleh
kelompoknya adalah ditentukan oleh kedua hal yakni karakteristik pemimpin dan
dan oleh berbagai variasi kondisi dan situasi. Untuk dapat memahami secara
lengkap efektifitas pemimpin, kedua hal tsb harus dipertimbangkan.[7]
1. Aturan
Penerimaan
Jika penerimaan dari satu pemecahan oleh para
bawahan adalah penting dan terdapat suatu ketidakpastian tentang akan
diterimanya suatu keputusan otokratik, maka gaya kepemimpinan A-I dan A-II
tidak layak untuk digunakan.
2. Aturan
Konflik
Jika penerimaan dari suatu pemecahan oleh kelompok
adalah pening dan jika suatu keputusan otokratik tidak akan diterima, dan jika
ada kemungkinan ketidaksetujuan anatara bawahan yang berusaha memecahkan
persoalan, maka gaya kepemimpinan harus memberikan kesempatan kepada pihak –
pihak yang tidak setuu untuk mengatasi perbedaan mereka, dan memberikan kepada
mereka pengetahuan selengkapnya dari persoalan. Dibawah kondisi ini gaya kepemimpinan
A-I, A-II dan C-I tidak layak digunakan.
3. Aturan
Kewajaran
Jika penerimaan oleh kelompok penting tetapi mutu
dari keputusan tdak penting, maka gaya kepemimpinan harus memberikan peluan
kepada bawahan untuk berinteraksi dan berunding tentang apa pemecahan yang
wajar. Jika di bawah kondis ini tidak dapat dipastikan bahwa suatu keputusan
otokratik akan diterima, maka gaya kepemimpian A-I, A-II, C-I, dan C-II tdak
sesuai.
4. Aturan
Prioritas – Penerimaan
Jika penerimaan dari pemecahan penting, tidak dapat
dipastikan sebagai hasil dari suatu keputusan otokratik, dan jika bawahan
berkemauan untuk mengarah ke tujuan organisasi dalam mencarai suatu pemechan,
maka gaya kepemimpinan yang diinginkan adalah yang memberikan kesamaan hak
kepada anggota tanpa merugikan mutu pemecahan, karena ini akan menghasilkan
penerimaan yang lebih besar dari keputusan. Dengan demikian gaya kepemimpinan
A-I, A-II, C-I, dan C-II tidak akan sesuai.
KESIMPULAN
Setelah membahas tentang cirri khas
perilaku belajar, maka penulis sampai pada kesimpulan sebagai berikut :
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya
untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi
secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan penerimaan menganggap
bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan menyenangi bertindak
sesuai dengan keinginan dan ahrapan pimpinan dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi. Agar pimpinan mampu mempengaruhi
perilaku para bawahannya, ia perlu mengenali karakteristik, kepentingan,
kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut
jelas sulit.
Bagi seorang pimpinan pemahaman
demikian sangat penting terutama apabila dikaitkan dengan usaha meramalkan dan
mengarahkan perilaku bawahan yang apabila dilakukan secara tepat akan
meningkatkan penerimaan dan pengakuan terhadap kepemimpinan seseorang.
Dari beberapa pendapat para ahli
mengenai sifat atau ciri-ciri kepemimpinan yang ideal, segera tampak bahwa
tidak ada seorang pun yang serta memiliki semua ciri tersebut. Berarti andaikan
kepemimpinan dalam prakteknya hanya disoroti dari segi ciri-ciri ini saja,
jelas bahwa mempraktekan kepemimpinan merupakan proses yang terus berlangsung
sepanjang perjalanan seseorang meniti karir manajerial.
Bila kita lihat menganalisis
kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri sebenarnya mendasarkan instrumen analisisnya
pada teori bahwa pimpinan dilahirkan. Namun untuk mengidentifikasinya cukup
sulit karena belum jelas mana di antara ciri-ciri tersebut yang dibawa sejak
lahir dan mana yang dapat dimiliki melalui proses pendidikan, pelatihan serta
pengalaman.
Yang jelas adalah keberhasilan
seseorang dalam kepemimpinannya sangat tergantung pada sejauh mana yang
pimpinan berhasil memiliki ciri-ciri ideal tersebut dan kemampuannya memilih
ciri mana yang tepat digunakan dalam situasi, kondisi, waktu dan ruang tertentu
untuk mendukung gaya
kepemimpinan tertentu pula.
DAFTAR RUJUKAN
Kartono, Kartini.
Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali
Pers,2011)
Muhaimin, Nuansa
baru Pendidikan Islam,mengurai benang kusut dunia pendidikan, (Jakarta ; Raja
Grafindo Persada, 2006)
Mujiono,Imam Kepemimpinan dan Keorganisasian.( Yogyakarta: UII Press,
2002),
Sihotang..Menejemen
Sumber Daya Manusia .(Jakarta : PT Pradnya Paramita.2006)
Hakekat
dan Teori Kepemimpinan". (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat
-dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 5 November 2012)
Pengertian kepemimpinan menurut para
ahli". (Online). (Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/
pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli, diakses 5 November 2012).
[2] "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli".(Online).(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli,
diakses 5 November 2012).
[3] "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat
-dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 5 November 2012)
[4] Muhaimin, Nuansa baru
Pendidikan Islam,mengurai benang kusut dunia pendidikan, (Jakarta ; Raja
Grafindo Persada, 2006) , 154
[5]
Kartono, Kartini. Pemimpin dan
Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali
Pers,2011)
[6] Ibid ,27
[7]
Sihotang..Menejemen Sumber Daya Manusia .(Jakarta : PT Pradnya
Paramita.2006)
The World Series of Baccarat: How Many Players Does It Cost?
BalasHapusThe World Series of Baccarat is the most febcasino prestigious, professional and popular card 1xbet game in the world. And it has a history dating หาเงินออนไลน์ back more