Kamis, 21 Februari 2013

ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEORI PENERIMAAN/TRANSFORMASIONAL





Makalah ini Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Ahmad Patoni, M. Ag
Dr. Hikmah Eva Trisnantari , M. Pd

 




                                





                                                                                                           



Disusun Oleh:

IMAM SUHADAK
NIM. 2841114026





JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA (S2)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
FEBRUARI  2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah KEPEMIMPINAN  PENDIDIKAN ISLAM” yang berjudul “ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEORI PENERIMAAN/TRANSFORMASIONAL
Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Rasa terima kasih kami sampaikan pula kepada :
1)      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag, Selaku Ketua STAIN Tulungagung,yang telah memberikan bimbingan secara tidak langsung kepada penulis.
2)      Bapak direktur Program Pascasarjana STAIN Tulungagung, yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam proses perkuliahan.
3)      Prof. Dr. H. Ahmad Patoni, M. Ag dan Dr. Eva Hikmah Trisnantari,M. Pd , Selaku Dosen Pembimbing yang  telah memberikan pengarahan yang amat berarti bagi penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun pada khususnya. Amin
Tulungagung, 6 februari 2013
                                                                               Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara  berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Pemimpin organisasi pada umumnya dipandang sebagai orang yang berusaha menguasai dan mempengaruhi orang atau kelompok agar dapat melakukan dan mengerjakan sesuatu sebagai bagian dari usaha mencapai kebaikan organisasi. Kekuasaan yang dimaksud adalah potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi dan mengemudikan orang lain agar berpikir dan bertindak sesuai dengan yang diinginkannya.
B.     RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana kepemimpinan dan teori kepribadian ?
  2. Bagaimana teori penerimaan dalam kepemimpinan pendidikan islam ?
  3. Bagaimana teori kepemimpinan transformasional dalam pendidikan islam ?
  4. Bagaimana analisis teori penerimaan berdasarkan teori kepemimpinan pendidikan islam ?
C.    TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH
  1. Untuk memahami kepemimpinan dan teori kepribadian.
  2. Untuk memahami teori penerimaan dalam kepemimpinan pendidikan islam.
  3. Untuk mendeskripsikan teori kepemimpinan transformasional dalam pendidikan islam.
  4. Untuk mendiskripsikan analisis teori penerimaan berdasarkan teori kepemimpinan pendidikan islam.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    KEPEMIMPINAN DAN TEORI KEPRIBADIAN
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia.[1] Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt  adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.[2]
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.[3]
B.     TEORI PENERIMAAN DALAM KEPEMIMPINAN
Menurut Fadjar dalam Muhaimin : ada beberapa persoalan dasar yang perlu dipertimbangkan tetkala mengagendakan rencana pengembangan pendidikan islam, yaitu: 1. Stigma keterpurukan bangsa yang berakibat kurangnya rasa percaya diri, 2. Eskalasi konflik, 3. Krisis moral dan etika, 4. Pudarnya identitas bangsa.[4]  Kiranya beberapa hal di atas adalah yang layak untuk diperhatikan mengingat perubahan dalam pengembangan sikap dan perilaku dimaksudkan untuk memperbaiki dan memberikan kesesuaiannya dengan kondisi masyarakat dan lingkungan, antara pemimpin dan yang dipimpin.
Kepemimpinan adalah proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas terkait dengan tugas dari anggota kelompok. Untuk memahami pengertian tersebut digunakan beberapa pendekatan, yaitu:
·         Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat/ciri
·         Pendekatan kepemimpinan berdasarkan tingkah laku
·         Pendekatan kepemimpinan berdasarkan teori situasional
·         Pendekatan kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan
Diantara beberapa teori dalam pendekatan kepemimpinan yang ada diatas adalah teori penerimaan. Walau dalam sebagian besar literature yang ada teori ini selalu mendapatkan porsi yang minimal dalam pembahasannya, dan terkesan kurang menarik untuk dibahas, namun pada hakekatnya teori penerimaan ini adalah sub bahasan dari teori kepemimpinan yang penting untuk diketahui dan dikembangkan.
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan penerimaan menganggap bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan menyenangi bertindak sesuai dengan keinginan dan ahrapan pimpinan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.[5] Agar pimpinan mampu mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas sulit.
Dewasa ini telah umum diterima sebagai kebenaran ilmiah bahwa manusia adalah makhluk sangat kompleks. Karena kali ini sengaja dilakukan pembatasan dari materi yaitu hanya pada berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia dikaitkan dengan kepemimpinan. Kepentingan tersebut terbagi atas kepentingan politik, kepentingan ekonomi, dan kepentingan sosial.
C.    TEORI TRANSFORMASIONAL DALAM KEPEMIMPINAN
Pada umumnya lebih sukar untuk mengubah budaya dalam organisasi yang sudah matang daripada menciptakannya dalam sebuah organisasi yang baru. Seorang pemimpin memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup banyak untuk memahami budaya dalam sebuah organisasi yang sudah dewasa dan mampu mengimplementasikan perubahan-perubahan dengan berhasil. 
Tuntutan adanya perubahan dalam sebuah organisasi menjadi sebuah kebutuhan bagi seorang pemimpin yang transformasional. Tichy Dewanna dalam penelitiannya mengemukakan salah satu ciri dan karakteristik pemimpin transformasional adalah dimulai dengan adanya pengakuan kebutuhan atau perubahan,diikuti oleh penciptaan sebuah visi yang baru, dan kemudian pelembagaan perubahan.
Menurut Burns dalam Gardner dan Stough, Kepemimpinan transformasional dalam arti lain adalah proses memotivasi bawahan dengan cara yang menarik untuk meningkatkan tujuan dan nilai moral. Kepemimpinan transformasional juga didefinisikan dan diartikan sebagai suatu pandangan untuk organisasi dan kemudian memberikan inspirasi kepada bawahan untuk ikut berperan dalam membangkitkan pandangan tersebut.
Pemimpin sering meninjau dan mengadakan koreksi terhadap kinerja para bawahannya dan pemimpin memiliki kontrol penuh dalam menjalankan suatu organisasi mereka. Dalam hal ini kepemimpinan transformasional menjadi penting dalam kelangsungan hidupnya. Berdasarkan penelitian dari Olga Epitropaki, sistem kepemimpinan transformasional menunjukkan bahwa:
1.      Secara signifikan dapat meningkatkan performance organisasi 
2.      Mempunyai pengaruh positif terhadap penjualan jangka panjang dan kepuasan pelanggan 
3.      Meningkatkan komitmen organisasi dari bawahan 
4.      Meningkatkan kepercayaan karyawan dan perilaku perusahaan  (organizational citizenship behaviours)
5.      Meningkatkan kepuasan karyawan dengan pekerjaan dan pimpinan 
6.      Mengurangi tekanan kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan   
Menurut Robbins, kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mampu memberi inspirasi karyawannya untuk lebih mengutamakan kemajuan organisasi daripada kepentingan pribadi, memberikan perhatian yang baik terhadap karyawan dan mampu merubah kesadaran karyawannya dalam melihat permasalahan lama dengan cara yang baru.
Kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan membutuhkan tindakan motivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu. Kepemimpinan transformasional inilah yang sesungguhnya diartikan sebagai kepemimpinan sejati, karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya.
D.    ANALISIS TEORI PENERIMAAN DALAM KEPEMIMPINAN
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.[6]
Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kevakuman sosial atau lingkungan. Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam kaitannya dengan situasi2 yg spesifik.Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang dimensi yang berbeda, oleh karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya atau pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah kita pahami bahwa strategi yg paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya.
Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi teori tentang efektifitas pemimpin yang dikembangkan oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai Contingency Approach.Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi seorang pemimpin kepada kesuksesan kinerja oleh kelompoknya adalah ditentukan oleh kedua hal yakni karakteristik pemimpin dan dan oleh berbagai variasi kondisi dan situasi. Untuk dapat memahami secara lengkap efektifitas pemimpin, kedua hal tsb harus dipertimbangkan.[7]
1.      Aturan Penerimaan
Jika penerimaan dari satu pemecahan oleh para bawahan adalah penting dan terdapat suatu ketidakpastian tentang akan diterimanya suatu keputusan otokratik, maka gaya kepemimpinan A-I dan A-II tidak layak untuk digunakan.
2.      Aturan Konflik
Jika penerimaan dari suatu pemecahan oleh kelompok adalah pening dan jika suatu keputusan otokratik tidak akan diterima, dan jika ada kemungkinan ketidaksetujuan anatara bawahan yang berusaha memecahkan persoalan, maka gaya kepemimpinan harus memberikan kesempatan kepada pihak – pihak yang tidak setuu untuk mengatasi perbedaan mereka, dan memberikan kepada mereka pengetahuan selengkapnya dari persoalan. Dibawah kondisi ini gaya kepemimpinan A-I, A-II dan C-I tidak layak digunakan.
3.      Aturan Kewajaran
Jika penerimaan oleh kelompok penting tetapi mutu dari keputusan tdak penting, maka gaya kepemimpinan harus memberikan peluan kepada bawahan untuk berinteraksi dan berunding tentang apa pemecahan yang wajar. Jika di bawah kondis ini tidak dapat dipastikan bahwa suatu keputusan otokratik akan diterima, maka gaya kepemimpian A-I, A-II, C-I, dan C-II tdak sesuai.
4.      Aturan Prioritas – Penerimaan
Jika penerimaan dari pemecahan penting, tidak dapat dipastikan sebagai hasil dari suatu keputusan otokratik, dan jika bawahan berkemauan untuk mengarah ke tujuan organisasi dalam mencarai suatu pemechan, maka gaya kepemimpinan yang diinginkan adalah yang memberikan kesamaan hak kepada anggota tanpa merugikan mutu pemecahan, karena ini akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari keputusan. Dengan demikian gaya kepemimpinan A-I, A-II, C-I, dan C-II tidak akan sesuai.



KESIMPULAN
Setelah membahas tentang cirri khas perilaku belajar, maka penulis sampai pada kesimpulan sebagai berikut :
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan penerimaan menganggap bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan menyenangi bertindak sesuai dengan keinginan dan ahrapan pimpinan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Agar pimpinan mampu mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas sulit.
Bagi seorang pimpinan pemahaman demikian sangat penting terutama apabila dikaitkan dengan usaha meramalkan dan mengarahkan perilaku bawahan yang apabila dilakukan secara tepat akan meningkatkan penerimaan dan pengakuan terhadap kepemimpinan seseorang.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai sifat atau ciri-ciri kepemimpinan yang ideal, segera tampak bahwa tidak ada seorang pun yang serta memiliki semua ciri tersebut. Berarti andaikan kepemimpinan dalam prakteknya hanya disoroti dari segi ciri-ciri ini saja, jelas bahwa mempraktekan kepemimpinan merupakan proses yang terus berlangsung sepanjang perjalanan seseorang meniti karir manajerial.
Bila kita lihat menganalisis kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri sebenarnya mendasarkan instrumen analisisnya pada teori bahwa pimpinan dilahirkan. Namun untuk mengidentifikasinya cukup sulit karena belum jelas mana di antara ciri-ciri tersebut yang dibawa sejak lahir dan mana yang dapat dimiliki melalui proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman.
Yang jelas adalah keberhasilan seseorang dalam kepemimpinannya sangat tergantung pada sejauh mana yang pimpinan berhasil memiliki ciri-ciri ideal tersebut dan kemampuannya memilih ciri mana yang tepat digunakan dalam situasi, kondisi, waktu dan ruang tertentu untuk mendukung gaya kepemimpinan tertentu pula.












DAFTAR RUJUKAN
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali Pers,2011)
Muhaimin, Nuansa baru Pendidikan Islam,mengurai benang kusut dunia pendidikan, (Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 2006)
Mujiono,Imam  Kepemimpinan dan Keorganisasian.( Yogyakarta: UII Press, 2002),
Sihotang..Menejemen Sumber Daya Manusia .(Jakarta : PT Pradnya Paramita.2006)
Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat -dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 5 November 2012)
           Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online). (Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/ pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli, diakses 5 November 2012).




                             [1] Imam Mujiono,  Kepemimpinan dan Keorganisasian.( Yogyakarta: UII Press, 2002),56

[2] "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli".(Online).(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli, diakses 5 November 2012).
[3] "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat -dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 5 November 2012)
[4] Muhaimin, Nuansa baru Pendidikan Islam,mengurai benang kusut dunia pendidikan, (Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 2006) , 154
[5] Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali Pers,2011)

[6] Ibid ,27
[7] Sihotang..Menejemen Sumber Daya Manusia .(Jakarta : PT Pradnya Paramita.2006)

1 komentar:

  1. The World Series of Baccarat: How Many Players Does It Cost?
    The World Series of Baccarat is the most febcasino prestigious, professional and popular card 1xbet game in the world. And it has a history dating หาเงินออนไลน์ back more

    BalasHapus