Kamis, 21 Februari 2013

HAKEKAT MEDIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM




JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA (S2)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
FEBRUARI  2013

KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah FILSAFAT  PENDIDIKAN ISLAM” yang berjudul “HAKEKAT MEDIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM”
Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Rasa terima kasih kami sampaikan pula kepada :
1)      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag, Selaku Ketua STAIN Tulungagung,yang telah memberikan bimbingan secara tidak langsung kepada penulis.
2)      Bapak direktur Program Pascasarjana STAIN Tulungagung, yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam proses perkuliahan.
3)      Dr. AHYAK, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing yang  telah memberikan pengarahan yang amat berarti bagi penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun pada khususnya. Amin

Tulungagung, februari 2013
                                                                               Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Sebagaiman pendapat umu, bahwa filasafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan, prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau berfikir rasional dan logis, mendalam dan bebas untuk memperoleh kebenaran. Kata ini berasal dari Yunani, Philos yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan.
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan.demikian pula seni dan agama. Jadi dalam pengetahuan tercakup didalamnya ilmu, seni dan agama.filsafat sebagaimana pengertiannya semula dikelompokkan kedalam bagian pengetahuan tersebut. Sebab pada pemulanya filsafat identik dengan pengetahuan baik identik dengan teoritik ataupun praktik. Akan tetapi lama kelamaan ilmu-ilmu khusus menemukan khasnya sendiri-sendiri kemudian memisahkan diri dari filsafat.[1]
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu, termasuk didalamnaya ilmu, sehingga pengetahuan ilmiah meerupakan a higher level of knowledge dalam perangkat-perangkat kita sehari-hari, maka filasaft ilmu tidak dapat dipisahkan dari filasafat pengetahuan .
Sebenarnya filsafat ilmu adalah kelanjuta dari perkembangan filsafat pengetahuan, adalah juga merupakan cabang filsafat. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahap sekarang ini filsafat ilmu juga mengarah pada pandangan strategi pengembangan ilmu, yang menyangkut juga etika dan heuristic, bahkan sa,pai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap arti dan makna bagi kehidupan manusia.[2]

Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan kedalam symbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata & tulisan) maupun nonverbal, proses ini dinamakan encoding. ''Penafsiran symbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Pembelajaran sebagai suatu proses komunikasi dapat dilihat.''[3]
Namun demikian, bisa terjadi proses komunikasi megalami hambatan, artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Bahkan adakalanya pesan yang diterima tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan. Inilah yang dimaksud dengan kesalahan dalam komunikasi. Untuk menciptakan pembelajaran yang kreativ dan menyenangkan, diperlukan berbagai ketrampilan, diantaranya ketrampilan mengajar.[4]
 Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan kesalahan komunikasi. Pertama, factor lemahnya kemampuan pengirim pesan dalam mengkomunikasikan informasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak jelas diterima, atau mungkin salah menyampaikannya. Kedua, factor lemahnya kemampuan penerima pesan dalam menerima pesan yang disampaikan, sehingga ada kesalahan dalam menginterpretasikan pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, dalam suatu proses komunikasi diperlukan saluran yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan. Inilah pentingnya  dari media pembelajaran.[5]
Banyak factor yang mempengaruhi kurangnya penggunaan media salah satunya adalah: minimnya pengetahuan tentang pentingnya media, sulitnya mendapatkan media yang diinginkan, keterbatasan dana, pribadi guru yang kurang berminat dan kemampuan dalam menggunakan media dan situasi yang kurang mendukung. Dan dari realitas tersebut di atas dapat diambil suatu pertanyaan, “Apakah media itu?”, “Apa saja manfaat media ?”, “Apa saja jenis media ?”, “Apa saja pengaruh media ?”, “Apa saja media pembelajaran Pendidikan Agama Islam itu?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas dalam malkalah ini.

  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana pengertian media pembelajaran dalam pendidikan islam?
2.      Bagaimana macam-macam media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
3.      Bagaiman persiapan dalam pembuatan atau pengadaan media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
4.      Bagaimana prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
5.      Bagaiama fungsi media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
  1. TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mendiskripsikan pengertian media pembelajaran dalam  pendidikan islam
2.      Untuk mendiskripsikan macam-macam media pembelajaran dalam pendidikan Islam
3.      Untuk mendiskripsikan persiapan dalam pembuatan atau pengadaan media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
4.      Untuk mendiskripsikan prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan Islam
5.      Untuk mendiskripsikan fungsi media pembelajaran dalam pendidikan Islam



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Dalam Pendidikan Islam
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. [6]
Briggs menyatakan media adalah “ alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar”.
Rossi dan breidle memgemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televise, buku, Koran majalah, dan sebagainya.
Menurut Gerlach bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang mambuat siswa mampu memeproleh pengetahuan, ketrampilan. Dalam pengertian ini, guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[7]
Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau alat bantu yang digunakan guru, dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi disajikan dalam proses interaksi pembelajaran.
Media adalah segala sesuatu yang adapat dindra yang berfungsi sebagai perntara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).[8]

B.      Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran  
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
1.      Berdasarkan kemampuan indera media dapat dibagi kedalam :[9]
a.       media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan  cassette recorder. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b.      Media visual  adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c.        media audiovisual adalah jenis  media yang mempunyai unsur suara dan unsur  gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media  yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam; (1) audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai  suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara; (2) audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
2.      Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya
a.       Media dengan daya liputan luas yaitu menjangkau banyak siswa. Contoh : televise, radio
b.      Dengan daya kemampuan liputan terbatas. Contoh : papan tulis, slide, OHP
3.      Berdasarkan pengguna atau pemakai
a.       Yang digunakan secara missal atau banyak orang. Contoh : belajar melalui televise atau radio
b.      Yang digunakan  secara individual. Contoh : modul atau buku
4.      Berdasarkan kerumitan dan biayanya
a.       Big media, yaitu media yang rumit dan biayanya mahal, serta penggunaannya membutuhkaan tenaga yang terlatih. Contoh : film, computer, video
b.      Little media, media yang sederhana tidak mahal dan tidak rumit serta tidak membutuhkan tenaga terlatih. Contoh : papan tulis, gambar
5.      berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya
a.       media by design, yaitu media yang dirancang, dipersiapkan, dibuat sendiri oleh guru lalu digunakan dalam pembelajaran.
b.      Media by utilization atau media yang dimanfaatkan, media yang dibuat oleh orang lain atau suatu institusi sedang guru tinggal menggunakan.
6.      Berdasarkan dimensinya
a.       Media dua dimensi, yaitu media yang hanya mempunyai duaa ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh : poster, bagan, gambar
b.      Media tiga dimensi,  yaitu media yang minimal memiliki tiga ukuran yaitu panjang lebar dan isi/tinggi. Contoh : model benda yang menyerupai aslinya, realia (benda asli)
7.      Berdasarkan proyeksinya
a.       Media proyeksi, media yang dapat diproyeksikan atau dipancarkan dengan menggunakan alat proyektor. Contoh : film, OHP, slide
b.      Media tidak diproyeksikan, yaitu jenis media yang tidak bisa diproyeksikan. Contoh : buku
c.        
C.     Persiapan dan prinsip-prinsip pembuatan media
Media pembelajaran yang diadakan oleh guru melalui dua cara yaitu membuat sendiri atau tinggal memanfaatkan media yang sudah tersedia. Dalam membuat atau memakai media pembelajaran para guru hendaknya memperhatikan beberapahal sebagai berikut[10] :
  1. Persiapan pengadaan media pembelajaran
Ø  Mempelajari dan memahami kurikulum yang berlaku
Ø  Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui hubungan kemampuan yang harus ducapai oleh siswa dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
Ø  Menginventarisasi kelengkapan media pembelajaran yang ada
Ø  Merencanakan media pembelajaransesuai dengan kebutuhan.
Beberapa poin di atas pada intinya adalah bagaimana supaya guru merencanakan dengan matang dalam pengadaan media pembelajaran dengan memperhatikan beberapa factor yang perlu diperhatikan .
  1.  Pengadaan media pembelajaran
Jika pengadaan media dengan membuat sendiri :
1.      Menentukan bahan dan alat yang diperlukan. Sebaiknya mudah didapat di sekitar sekolah.
2.      Membuat pola dasar media tersebut. Dibuat memadai dan mampu menumbuhkan daya khayal siswa.
3.      Memelihara dan merawat media pembelajaran.
Jika pengadaan dengan cara membeli :
1.      Memilih yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan, bukan saja alat hiburan atau pajangan saja.
2.      Memilih media yang harganya terjangkau, harga mahal belum tentu menunjukkan media yang baik dan tepat.
3.      Memelihara dan merawat media.
Dari beberapa poin penjelasan di atas bagaimana dalam pengadaan media pembelajaran yang fungsinya adalah mengantarkan peserta didik lebih mudah dan berkasan dalam menangkap informasi pengetahuan dari guru agar benar-benar tepat guna. Sehingga proses pengadaanpun guru harus cermat.
D.    Prinsip-Prinsip Penggunaan Dan Pemilihan Media
Sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa setiap media pengajaran memiliki keampuhan masing–masing, maka diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada saat suatu kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan jangan sampai penggunaan media menjadi penghalang proses belajar mengajar yang akan guru lakukan di kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media  menjadi alat bantu  yang dapat mempercepat / mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.[11]
Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan pertimbangkan. Winataputra mengemukakan bahwa, “ Beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, yaitu : (a) tujuan pemilihan, (b) karateristik media pembelajaran dan (c) alternatif pilihan.
  1. Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apabila dalam pemilihan media pembelajaran tidak memiliki tujuan yang jelas maka, pemanfaatan media pembelajaran akan bergeser dari makna yang sebenarnya. Di mana makna yang terkandung dalam pemanfaatan media pembelajaran adalah  untuk memotivasi belajar siswa agar lebih giat dan tekun serta memahami dengan jelas apa yang disajikan oleh guru.[12]
  1. Karakteristik media pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan kepada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan  kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.[13]
  1. Alternative pilihan
Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagi alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya. [14]
Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah pinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu  Dr. Nana Sudjana adalah:
1.      Menentukan jenis media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
2.      Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/ kemampuan anak didik.
3.      Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media  dalam penagajarn haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada
4.      Menempatkan atau memperhatikan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.  
Maka keempat prinsip ini hendaknya diperhatikan oleh para pendidik pada waktu menggunakan media pengajaran.
E.     Fungsi  Media Pembelajaran
Perolehan pengetahuan siswa menunjukkan bahwa pengethauan siswa semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut.hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih kongkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.
Hal lain, penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang karena siswa kurang diajak berfikir dan mengahayati  pesan yang disampaikan.  Padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Pada kenyataannya memberi pengalaman langsung kepada siswa bukan sesuatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh siswa. Katakanlah ketika guru ingin memberikan informasi tentang kehidupan didasar laut, maka tidak mungkin pengalaman tersebut diperoleh secara langsung oleh siswa. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar  mengajar.guru dapat menggunakan film televise, atau gambar yang untuk meberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret.
Memperhatikan penjelasan diatas, maka secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti yang dijelaskan berikut ini;
1.                  Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
Dengan alat ini guru dapa menjelaskan proses gerhana matahari yang langka memalui hasil rekaman video atau bagaimana proses perkembangan ualat menjadi kupu-kupu dan sebagainya.
2.                  Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersiat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalnya untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan malalui film. [15]
Selain itu media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan didalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Benda atau objek yang terlalu besar misalkan, alat-alat perang, berbagai binatang buas, benda-benda langit dan lain sebagainya. Untuk menampilkan objek tersebut guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto, atau gambar.  
Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapatmenampilkan suatu gerakan yang tertalu cepat yang sulit diikuti, seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang berolahraga, atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna dan lain sebagainya.
3.                  Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terdapat materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh, sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topic tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir, atau tentang kotoran limbah industry, dan lain sebgainya.[16]
4.                  Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
Kedua, media dapat mengatsi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta. Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk:[17]
a.       Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam kelas
b.      Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir darah/ molekul bakteri, dan sebaginya.
c.       Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat.
d.      Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.
e.       Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komplek.
f.       Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga
















BAB III
PENUTUP

      Media pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)  adalah semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi Pendidikan Agama Islam , baik yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik / metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Diantaranya : Uswatun Khasanah (teladan yang baik),  kebiasaan, nasehat dan cerita, disiplin, partisipasi, pemeliharaan, dan lain-lain, papan tulis,  buku pelajaran, bulletin board dan display, film atau gambar hidup, radio pendidikan , tv pendidikan , komputer, karyawisata dan lain-lain.
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya : Berdasarkan kemampuan indera Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, Berdasarkan pengguna atau pemakai, Berdasarkan kerumitan dan biayanya, berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya, Berdasarkan dimensinya, Berdasarkan proyeksinya                                                            
            Dalam pemilihan media pengajaran agama, hendaknya disesuaikan dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan / materi yang akan disampaikan, ketersediaan alat, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa, dan situasi pengajaran yang akan berlangsung dan lain-lain, sehingga penggunaan media bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa  dalam mempelajari pengajaran agama.





DAFTAR RUJUKAN
Ambarjaya, bini S, Model-Model Pembelajaran Kreativ, Regina.
Azhar arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002.
Rohani Ahmad, Hakekat Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002
--------------------Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Sumiati , asra, Metode Pembelajaran, Bandung, Wacana Prima, 2008  
Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2010.

Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem  pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008.          




[1] Franz magnis Suseno, dan van Peursen ( 1989), 1

[2] Ibid,,,96
[3] Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem  pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), 205   
[4] Beni S Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, regina publishing and printing
[5] Wina Sanjaya, perencanaan……………….., 206
[6] Azhar arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002), 3
[7] Ibid,.
[8] Ahmad Rohani ,hakekat media pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002) . 30
[9] Sumiati , asra, Metode Pembelajaran, (Bandung, Wacana Prima 2008),161
[10] Sumiati , asra, Metode ……………………, 166
[11] Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), 126
[12] Ibid, 127
[13] Ibid,.
[14] Ibid,.
[15] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 6
[16] Ibid, 7
[17] Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain...,209